Bola Nyunda


Nama saya Rizki Syahalam, Mahasiswa semester 5, Jurusan Sastra Sunda Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Padjadjaran. Di kampus, saya aktif dan ikut andil dalam keorganisasian Jurusan yaitu Paguyuban Mahasiswa Sastra Sunda (PAMASS) sebagai anggota Unit Sepak Bola Pamass (USEP). Di organisasi ini, secara otomatis saya mengurusi berbagai keperluan Per-sepak bolaan Jurusan termasuk Futsal. bukan hanya sebagai anggota, melainkan saya pun ikut berpartisipasi menjadi bagian dari Tim Futsal Jurusan di setiap ajang kompetisi entah itu antar Jurusan yang ada di Fakultas, Maupun Antar Jurusan yang ada di Universitas, dan Luar Universitas. Dengan begitu, keaktifan di Organisasi ini mengasah saya dalam hal bermain Futsal dan memberikan kesempatan saya untuk ikut andil memajukan ataupun membangun per-Futsalan yang ada di Jurusan, Universitas, dan Indonesia.
Satu prestasi yang saya raih sebagai pemain Futsal yaitu sebagai Juara 2 Maba Cup 2015. Maba Cup singkatan dari Mahasiswa Baru Cup, ialah Kompetisi yang melombakan berbagai macam Cabang Olahraga seperti, Badminton, Futsal, Basket, Volley, Tenis Meja, Sepak Bola, Seni, Grafis dsb, dalam naungan Fakultas. Maba Cup didirikan bertujuan untuk menjalin tali silaturahmi antar Mahasiswa baru di semua jurusan, dan juga sebagai bentuk masa orientasi mahasiswa agar ke depannya jauh lebih mengenal kampusnya sendiri.
Selain Maba Cup, adapun Kompetisi Olahraga yang ada di Fakultas Ilmu Budaya lainnya yaitu Piala Dekan atau biasa di singkat PILDEK. PILDEK ialah Suatu Kompetisi yang hampir sama dengan Maba Cup, bedanya PILDEK tidak hanya diperuntukkan untuk Mahasiswa Baru, namun semua mahasiswa yang masih aktif dapat mengikuti Kompetisi tersebut. Lalu, PILDEK tidak hanya melombakan Di bidang olahraga saja, tetapi  di bidang tarik suara, menari, Photografi, debat, design, dsb. PILDEK adalah Kompetisi antar jurusan dibawah naungan Dekan Fakultas. Jurusan Sastra Sunda langganan Meraih berbagai Juara di berbagai cabang olahraga dan seni, begitu pula Cabang Futsal. dikompetisi ini ditahun ajaran 2015-2016, saya berhasil menyumbang beberapa gol untuk tim Futsal Sastra Sunda yang berhasil meraih Juara ke-3. Saya cukup bangga setelah melihat Tim-tim dari jurusan lain lebih hebat.
Sekarang, Pildek tidak lagi dibawah naungan Dekan Fakultas, tetapi Kompetisi yang dibuat mahasiswa atas persetujuan Dekan Fakultas, dan namanya pun berubah, menjadi Olimpiade FIB. Berbagai masalah ialah salah satu penyebab berubahnya Kompetisi Tersebut. Di Olimpiade FIB tahun lalu, Sastra Sunda hanya meraih juara ke-4. Kemrosotan Prestasi tersebut medorong saya dan rekan rekan saya di USEP, untuk dapat mengembalikan Prestasi Sastra Sunda ke masa-masa kejayaannya.
Oleh karena itu, di tahun ajaran baru ini, di masa-masa saya dan rekan-rekan saya menjabat di Usep, kami bekerja keras membangunkan kembali macan yang sedang tertidur lelap, dengan cara menambah porsi latihan lebih, memanggil pelatih yang lebih berpengalaman di bidangnya, dan juga membuat beberapa turnamen dalam ruang lingkup kecil.
Dengan latihan yang sudah berjalan 2 minggu, saya merasakan perubahan yang berarti, dan saya yakin di kompetisi-kompetisi berikutnya Sastra Sunda dapat mengukir prestasi-prestasi yang pernah tercapai beberapa waktu lalu. Bukan hanya di cabang Futsal, tetapi di cabang-cabang lainnya. Dan yang terpenting bukan hanya di bidang non akademis, saya berharap Sastra Sunda menjadi salah satu Prodi yang terakreditasi dan menjadi salah satu Prodi yang dianggap penting bagi masyarakat, terutama masyarakat Jawa Barat dan seluruh rakyat Indonesia. Dan saya yakin keberadaan Bahasa Daerah terutama Bahasa dan Sastra Sunda adalah hal yang perlu dilerstarikan dan harus dipertahankan agar tidak punah.
Mengutip dari seorang ahli bahasa, bahwa bahasa daerah adalah kekayaan budaya yang harus lestari. Jika bukan kita, anak-anak bangsa, putra-putri daerah di daerah nya masing masing yang melestarikannya, siapa lagi? Maka dari, Sastra Sunda baru baru ini menjadi Tuan Rumah IMBASADI yaitu Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Daerah Indonesia. Dan sayapun dipercaya menjadi Mitra IMBASADI beberapa waktu lalu. Ketika itu, saya menjadi bagian dari dokumentasi seluruh aktifitas dalam acara yang digelar selama 5 hari terserbut, yaitu dari tanggal 22-26 April 2017. Dalam acara tersebut, saya dapat bercengkrama dan bertukar fikiran dengan Mahasiswa mahasiswa yang ada diseluruh Indonesia. IMBASADI 2017 mengusung tema Sarasehan, yaitu “Khasanah Budaya Daerah untuk Membangun Jiwa Nasionaisme dalam ke-Bhineka-Tunggal-Ika-an”, selain bertujuan untuk melestarikan Bahasa dan Sastra daerah Sunda, IMBASADI menjadi kesempatan saya dan teman-teman untuk dapat mengenalkan budaya dan adat istiadat yang ada di Tataran Sunda.
Kedepannya, bila saya berkesempatan mendapatkan Beasiswa Pertamina Bazma ini, saya akan lebih bersemangat lagi membuat perubahan perubahan yang positif yang ada di dalam lingkungan paguyuban, kampus, Universitas, Masyarakat dan Indonesia. Memajukan per-olahragaan terutama Futsal di Jawa Barat untuk Indonesia. Dan  dengan masuknya saya di Sastra Sunda menjadi langkah awal  saya, putra daerah, untuk dapat melestarikan Bahasa dan Sastra Sunda, Budaya dan Adat Istiadat Sunda kepada masyarakat Indonesia dan Seluruh Masyarakat Dunia, Bahwa Bahasa Sunda begitupun Bahasa Daerah lainnya patut dilestarikan. Dengan cara mengikuti Program Pengabdian terhadap Desa-desa, karna Pendidikan dasar merupakan dasar dari sejuta perubahan. Meyadarkan masyarakat pentingnya melestarikan budaya daerah, dan suatu saat nanti bisa menjadi duta bahasa Daerah seluruh Indonesia.



Esai – Bola Nyunda – Rizki Syahalam

KESALAHAN POLA ASUH ANAK YANG TERKANDUNG DIDALAM NASKAH DRAMA “SEKSA” KARYA DHIPA GALUH PURBA

Anak adalah anugerah terindah yang Tuhan titipkan kepada semua orang tua di muka bumi ini. Membesarkan anak menjadi pribadi yang berbudi...